Kamis, 29 November 2012

Variasi Mengajar


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Harapan yang selalu dituntut guru adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan dapat dikuasai anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan ini bukan hanya dikarenakan anak didik merupakan makhluk individu dengan segala keunikan, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan.
Ada tiga aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang lain, yaitu aspek intelektual, psikologi, dan biologis. Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik di sekolah. Hal ini menjadi tugas yang cukup berat bagi guru dalam pengelolaan kelas. Akibat kegagalan guru dalam mengelola kelas, tujuan pengajaran akan sukar dicapai.
Tujuan pembelajaran dapat dicapai tanpa menemukan kendala yang berarti dengan pengelolaan kelas yang baik,. Tetapi pengelolaan kelas yang baik tidak selamanya dapat dipertahankan, ini disebabkan pada kondisi tertentu ada gangguan yang tidak dikehendaki dengan tiba-tiba. Suatu gangguan yang datang dengan tiba-tiba dan diluar kemampuan guru adalah kendala spontanitas dalam pengelolaan kelas akibatnya suasana akan terganggu dan konsentrasi anak didikpun akan pecah.
Masalah lain yang sering digunakan guru adalah masalah pendekatan, karena dapat mempengaruhi hasil kegiatan belajar mengajar. Karena dapat mempengaruhi hasil kegiatan belajar mengajar, maka guru tidak sembarangan memilih dan menggunakannya. Maka penting untuk mengenal suatu baha untuk kepentingan pemilihan pendekatan.
Media sumber belajar adalah alat bantu yang berguna dalam kegiatan belajar mengajar. Kesulitan anak didik memahami konsep dan prinsip-prinsip tertentu dapat diatasi dengan bantuan alat bantu. Bahkan alat bantu diakui dapat melahirkan umpan balik yang baik dari anak didik.
Pengembangan variasi pengajaran salah satunya adalah memanfaatkan variasi alat bantu, dalam hal ini variasi media pandang, variasi media dengar, maupun variasi media taktil. Tujuan yang hendak dicapai adalah meningkatkan dan memelihara perhatian anak didik terhadap relevensi KBM, memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi, membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah, dan mendorong anak didik untuk belajar.
Tujuan pembelajaran akan dapat tercapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan standart keberhasilan yang terpatri di dalam suatu tujuan. Dalam mengajar, sering ditemukan mengkombinasikan beberapa macam metode. Penggabunga metode ini dimaksudkan untuk menggairahkan belajar anak didik. Dengan bergairahnya belajar, maka anak didik tidak akan merasa sukar dalam mencapai tujuan pengajaran.
Guru telah berhasil dalam mengajar jika tercapai tujuan pembelajarannya. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dapat diketahui setelah diadakannya evaluasi. Jika hanya 75% atau lebih dari jumlah anak didik yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan kurang(di bawah taraf minimal), maka proses KBM berikutnya hendaknya bersifat perbaika(remedial).

B.     Rumusan Masalah
Maka dari latar belakang tersebut kami menjabarkan dalam beberapa  rumusan masalah yaitu:
1.      Apakah tujuan guru melakukan variasi mengajar?
2.      Bagaimana prinsip-prinsip penggunaan variasi mengajar?
3.      Apa saja komponen-komponen variasi mengajar?
4.      Apa saja indikator keberhasilan mengajar?
5.      Bagaimana menilai keberhasilan mengajar?
6.      Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi keberhasilan mengajar?



C.    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memahami apa tujuan variasi mengajar, mengetahui prinsip-prinsip penggunaan variasi mengajar, mengetahui komponen-komponen variasi mengajar untuk tercapainya tujuan pendidikan. Juga untuk memahami pengertian keberhasilan mengajar, indikator keberhasilan mengajar, penilaian keberhasilan mengajar, tingkat keberhasilan mengajar, dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan mengajar.
 


BAB II
VARIASI MENGAJAR

A.    TUJUAN VARIASI  MENGAJAR
Penggunaan variasi mengajar  untuk menarik perhatian anak didik agar lebih berkonsentrasi kepada pelajaran yang diberikan oleh guru.
Tujuan variasi mengajar adalah :
1.      Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi proses belajar mengajar.
Dalam proses belajar mengajar perhatian dari siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan sangat dituntut. Sedikitpun tidak diharapkan adanya siswa yang tidak atau kurang memperhatikan penjelasan guru, karena itu akan menyebabkan tidak memahami pelajaran dari guru.
Faktor yang mempengaruhi siswa sukar mempertahankan perhatian terhadap materi yang diberikan guru adalah : penjelasan guru yang kurang mengenai sasaran, situasi luar kelas yang dirasakan siswa lebih menarik daripada pelajaran yang disampaikan, siswa yang kurang menyenangi materi pelajaran.
Perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan sangat mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran. Karena itu, guru selalu memperhatikan variasi mengajarnya, apakah sudah dapat meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap materi yang dijelaskan atau belum.
Perhatian siswa dalam pelajaran yang diberikan oleh guru selama proses pembelajaran amat penting karena mempengaruhi keberhasilan tujuan belajar mengajar yang ditunjukan oleh penguasaan materi pelajaran pada setiap siswa. Indikator penguasaan siswa terhadap materi pelajaran adalah terjadinya perubahan di dalam diri siswa.
2.      Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi
Siswa tidak akan belajar dengan baik dan tekun jika tidak ada dorongan kuat yang menggerakan siswa tersebut , dorongan tersebut disebut motivasi. Oleh sebab itu motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Motivasi setiap siswa berbeda terhadap suatu bahan pelajaran , oleh karena itu seorang guru selalu ingin memberikan motivasi terhadap siswa yang kurang memberikan perhatian terhadap materi pelajaran yang diberikan. Motivasi dapat dibedakan berdasarkan timbulnya yaitu :
a.       Motivasi Intrinsik, motivaasi yang timbul dari diri sendiri
b.      Motivasi Ekstrinsi yaitu motivasi yang timbul akibat dorongan dari pihak luar dirinya
Bagi siswa yang selalu memperhatikan pelajaran yang diberikan, bukanlah menjadi masalah bagi seorang guru karena siswa tersebut sudah mempunyai motivasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadarannya sendiri memperhatikan penjelasan guru.
Berbeda dengan siswa yang tidak mempunyai atau kurang motivasi dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Di sini peran seorang guru lebih dituntut untuk menjadi motivator, yaitu sebagai alat yang mendorong siswa untuk berbuat, sebagai alat yang menentukan arah perbuatan, dan sebagai alat untuk menyeleksi perbuatan.
3.      Membentuk sikap positif terhadap guru  dan sekolah
Tanggapan siswa kepada gurunya bermacam-macam, masalah akan muncul apabila ada siswa tertentu  yang kurang senang terhadap gurunya , yang mengakibatkan bidang pelajaran yang dipegang oleh guru tersebut menjadi tidak disenangi.
Ketidak sukaan siswa terhadap guru tersebut mungkin terjadi karena  :
a.       guru tersebut  kurang bervariasi dalam mengajar atau
b.      gaya mengajar guru tidak sejalan dengan gaya belajar siswa.,
c.       guru kurang dapat menguasai keadaan kelas
d.      guru gagal menciptakan suasana belajar yang membangkitkan kreatifitas dan kegairahan belajar siswa
Hal ini kurang menguntungkan guru.
Oleh sebab itu jadilah guru yang bijaksana yaitu guru yang pandai menempatkan diri dan pandai mengambil hati siswa dengan cara mempunyai gaya mengajar dan pendekatan yang sesuai dengan psikologis siswa misalnya disela-sela pelajaran diselingi humor dengan pendekatan edukatif.
4.      iMemberikan kemungkian pilihan dan fasilitas belajar Individual
Seorang guru dituntut untuk mempunyai berbagai ketrampilan yang mendukung dalam proses beajar mengajar. Penguasaan metode pelajaran yang dituntut kepada guru tidak hanya satu atau dua metode , tetapi lebih banyak lagi. Selain itu, seorang guru harus menguasai tiga keterampilan meliputi :
a.       Metode
b.      Media
c.       Pendekatan
Sebagai seorang guru dituntut untuk mempunyai berbagai ketrampilan yang mendukung tugasnya dalam mengajar. Penguasaan metode mengajar yang dituntut kepada guru tidak hanya satu atau dua metode, tetapi lebih banyak dari itu. Penguasaan terhadap bagaimana menggunakan media merupakan ketrampilan lain yang juga harus dikuasai oleh guru. Demikian juga penguasaan terhadap berbagai pendekatan dalam mengajar dikelas. Penguasaan ketiga ketrampilan tersebut memudahkan bagi guru melakukan pengembangan variasi mengajar.
Fasilitas merupakan kelengkapan yang diperlukan disekolah. Fasilitas  dapat berfungsi sebagai :
a.       Sebagai  alat  bantu pengajaran
b.      Sebagai alat peraga
c.       Sebagai sumber belajar
Kelengkapan fasilitas belajar tersebut mempengaruhi guru dalam  pemilihan metode pengajaran.
5.      Mendorong anak didik untuk belajar
Menyediakan lingkungan belajar adalah tugas guru. Kewajiban belajar adalah tugas anak didik. Kedua kegiatan tersebut menyatu dalam sebuah interaksi pengajaran yang disebut interaksi edukatif. Lingkungan pengajaran yang kondusif adalah lingkungan yang mampu mendorong anak didik selalu belajar hingga berakhirnya kegiatan belajar mengajar. Belajar memerlukan motivasi sebagai pendorong bagi anak didik adalah motivasi intrinsik yang lahir dari kesadaran akan pentingnya ilmu pengetahuan.
Anak didik yang kurang senang menerima pelajaran tidak harus terjadi , karena hal itu sangat menghambat proses belajar mengajar, oleh sebab iu guru harus menciptakan lingkungan belajar yang mampu mendorong anak didik untuk senang dan bergairah belajar. Untuk hal ini, cara akurat yang seharusnya dilakukan guru adalah mengembangkan variasi belajar, baik dalam gaya mengajar, dalam penggunaan media dan bahan pelajaran

B.     PRINSIP  PENGGUNAAN
Lingkungan yang kondusif dan menyenangkan dalam suasana belajar sangat diperlukan agar dapat menggariahkan  belajar siswa dan merangsang siswa menjadi aktif
Prinsip  – prinsip penggunaan variasi mengajar adalah sebagai berikut :
a.       Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua variasi digunakan , selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk setiap jenis variasi. Semua itu untuk mencapai tujuan belajar.
b.      Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan , sehingga saat proses belajar mengajar  yang utuh tidak rusak, perhatian anak didik dan proses belajar tidak terganggu
c.       Penggunaan komponen variasi harus benar – benar terstruktur dan direncanakan oleh guru. Karena itu memerlukan penggunaan yang luwes , spontan , sesuai dengan  umpan balik yang diterima oleh siswa.
Bentuk umpan balik ada dua yaitu :
a.       Umpan balik tingkah laku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan siswa
b.      Umpan balik informasi tentang pengetahuan dan pelajar




C.    KOMPONEN – KOMPONEN VARIASI MENGAJAR
Komponen  variasi mengajar dapat dibagi dalam tiga kelompok besar  yaitu variasi gaya mengajar, variasi media dan bahan , serta variasi  interaksi.
Uraian yang mendalam mengenai ketiga kelompok variasi ini akan dibahas sebagai berikut:
1.      Variasi Gaya Mengajar
Variasi ini meliputi variasi suara , variasi gerakan anggota badan, dan variasi perpindahan  posisi guru  dalam kelas. Bagi anak didik , variasi tersebut dilihat sebagai suatu yang energik, antusias, bersemangat, dan semuanya memiliki relevansi dengan hasil belajar. Perilaku guru seperti itu dalam proses belajar mengajar akan :
·         menjadi dinamis dan
·         mempertinggi komunikasi antara guru dan anak didik,
·         menolong  penerimaan bahan pelajaran dan
·         memberi stimulasi .
Variasi gaya mengajar ini adalah sebagai berikut :
a.       Variasi Suara
Suara guru dapat bervariasi dalam intonasi , nada, volume dan kecepatan. Guru dapat mendramatisir suatu peristiwa, menunjukkan hal – hal yang dianggap penting, berbicara secara pelan dengan seorang anak didik , atau berbicara secara tajam dengan anak didik yang kurang perhatian dan lain-lain.
b.      Penekanan (focusing)
Berfungsi untuk menfokuskan perhatian anak didik pada suatu aspek yang penting atau aspek kunci, digunakan penekanan verbal. Penekana tersebut biasanya dikombinasikan dengan gerakan anggota badan yang dapat menunjukkan dengan jari atau memberi tanda pada papan tulis.
c.       Pemberian Waktu ( Pausing)
Untuk mendapatkan perhatian anak didik , dapat dilakukan dengan mengubah suara menjadi sepi , dari suatu kegiatan menjadi tanpa kegiatan atau diam, dari akhir bagian pelajaran kebagian berikutnya. Dalam keterampilan bertanya , pemberian waktu dapat diberikan setelah guru mengajukan beberapa pertanyaan , untuk mengubahnya menjadi pertanyaan yang lebih tinggi tingkatannya . Bagi anak didik , pemberian waktu dipakai untuk mengorganisasikan jawaban agar menjadi lengkap.
d.      Kontak Pandang
Bila guru berbicara atau berinteraksi dengan anak didik, sebaiknya mengarahkan pandangan ke seluruh kelas, menatap mata setiap anak didik untuk dapat membentuk hubungan yang positif dan menghindari hilangnya kepribadian.
e.       Gerakan Anggota  Badan ( Gesturing)
Variasi dalam mimik, gerakan kepala atau badan merupakan bagian yang penting dalam komunikasi. Tidak hanya untuk menarik perhatian saja, tetapi juga menolong dalam menyampaikan arti pembicaraan.
f.       Pindah Posisi
Perpindahan posisi guru dalam ruang kelas dapat membantu menarik perhatian anak didik, dapt meningkatkan kepribadian guru. Gerakan tersebut misalnya dari depan ke belakang, dari sisi kiri ke sisi kanan atau dari posisi duduk kemudian berubah menjadi posisi berdiri.Yang pentinag setiap perubahan ada tujuannya dan tidak menjemukan.
2.      Variasi Media dan Bahan Ajaran
Setiap anak mempunyai kemampuan indra yang tidak sama baik pendengarannya maupun penglihatan, juga kemampuan berbicara. Ada anak yang suka membaca, ada yang suka mendengarkan dulu  baru mambaca atau sebaliknya.
Ada tida komponen dalam variasi penggunan media yaitu, media pandang, media dengar dan media taktil.
a.       Variasi Media Pandang (Visual )
Pengunaan media visual dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan bahan ajaran khusus untuk komunikasi, seperti buku, majalah, globe, peta , film , slide, TV, Radio , grafik, model , demontrasi dan lianlainnya. Penggunaan media tersebut mempunyai keuntungan :
1)      Membantu secara konkret konsep berpikir, dan mengurangi respon yang kurang bermanfaat
2)      Memiliki secar potensial perhatian anak didik pada tingkat yang tinggi
3)      Dapat membuat hasil belajar yang nyata yang akan mendorong kegiatan mandiri anak didik
4)      Mengembangkan cara berpikir berkesinambungan, seperti halna dalam film
5)      Memberi pengalaman yang tidak mudah dicapai oleh alat yang lain
6)      Menambah frekuensi kerja, lebih dalam dan variasi belajar
b.      Variasi Media  Dengar ( Audio)
Pada umumnya dalam proses belajar di kelasm suara guru adalah alat utama dalam komunikasi. Variasi dalam pengunaan media dengan memerlukan sekali saling bergantian atau kombinasi dengan media pandangan ( visual ) dan media taktil (interaksi)
c.       Variasi Media Taktil ( Interaksi )
Pengunaan media yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menyentuh dan memanipulasi benda atau bahan ajaran. Dalam hal ini akan melibatkan anak didik dalam kegiatan penyusunan atau pembuatan model, yang hasilnya dapat disebutkan sebagao media taktil. Kegiatan tersebut dapat dilakukan secara individu ataupun kelompok kecil.
Variasi Interaksi
Dalam pola interaksi antara guru dan anak didik memiliki rentangan yang bergerak dari dua kutub yaitu :
1)      Anak didik bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari guru
2)      Anak didik mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi oleh guru , dimana guru berbicara kepada anak didik
Bila guru berbicara dapat melalui beberapa kategori : Filling persetujuan, Penghargaan  atau peningkatan, Menggunakan pendapat anak didik, Bertanya, Ceramah ,Memberi petunjuk, Mengkritik.
Bila  Anak didik  dapat berbicara melalui : Pemberian respon, Pengambilan prakarsa.
Bila guru mengajukan pertanyaan dapat juga divariasikan sesuai dengan domain kognitif dari Bloom, pertanyaan dapat juga  diajukan keseluruh kelas atau ditujukan kepada anak didik, maka dapat berbentuk  mendengarkan ceramah guru, mengajukan pendapat pada diskusi kelompok kecil , bekerja individual atau kerja kelompok, membahas secara keras atau secara pelan, melihat film , bekerja di laboratorium.


 

BAB III
KEBERHASILAN BELAJAR MENGAJAR

A.    Pengertian Keberhasilan
Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing – masing sejalan dengan filsafat. Karena itulah, suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan instruksional khusus dari bahan tersebut.

B.     Indikator Keberhasilan
Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah hal – hal berikut :
1.      Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
2.      Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.

C.    Penilaian Keberhasilan
Untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian sebagai berikut :
1.      Tes Formatif.
2.      Tes Subsumatif.
3.      Tes sumatif.

D.    Tingkat Keberhasilan
Tingkat keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut
1.      Istimewa / maksimal.
2.      Baik sekali / optimal.
3.      Baik / minimal.
4.      Kurang.
E.     Program Perbaikan
Pengajaran perbaikan biasanya mengandung kegiatan – kegiatan sebagai berikut:
1.      Mengulang pokok bahasan seluruhnya.
2.      Mengulang bagian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai.
3.      Memecahkan masalah / menyelesaikan soal bersama – sama.
4.      Memberikan tugas – tugas khusus.

F.     Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
1.      Tujuan
Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.
Tujuan pembelajaran khusus ini harus dirumuskan secara  operasional dengan memenuhi syarat – syarat tertentu :
a.       Secara spesifik menyatakan perilaku yang akan dicapai.
b.      Membatasi dalam keadaan mana perubahan perilaku diharapkan dapat terjadi.
c.       Secara spesifik menyatakan kriteria perubahan perilaku dalam arti menggambarkan standar minimal perilaku yang dapat diterima sebagai hasil yang dicapai.
2.      Guru
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah.
3.      Anak Didik
Anak didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah.
4.      Kegiatan Pengajaran
Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan anak didik dengan bahan sebagai perantaranya.
5.      Bahan dan Alat Evaluasi
Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat di dalam kurikulum yang sudah dipelajari oleh anak didik guna kepentingan ulangan.
6.      Suasana Evaluasi
Selain faktor tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajaran serta bahan dan alat evaluasi, faktor suasana evaluasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Pelakasanaan evalusi dilaksanakan di kelas. Besar kecilnya jumlah anak didik yang dikumpulkan di dalam kelas sekaligus mempengaruhi suasana evaluasi yang dilaksanakan.




BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    KESIMPULAN
Variasi mengajar sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar. Komponen-komponen variasi mengajar seperti variasi gaya mengajar, variasi media, dan bahan ajaran dan variasi interaksi , mutlak dikuasi oleh guru untuk menggairahkan belajar anak didik dalam waktu relatif lama dalam suatu pertemuan kelas. Variasi mengajar sangat menunjang tercapainya keberhasilan proses belajar mengajar di kelas.

B.     Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang dapat diberikan penulis bagi para pembaca terutama bagi pendidik adalah agar tepat dalam memilih variasi mengajar sehingga dapat tercapai keberhasilan mengajar.

 

DAFTAR  PUSTAKA

Drs Syaiful Bahri Djamara dan Drs Aswan Zain; Strategi Belajar Mengajar,
Penerbit Rhineka Cipta, Cetakan ke tiga , Agustus 2006, Jakarta
Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata,; Landasan Psikologis Proses Pendidikan,;Penerbit PT Remaja Rosdakarta, Cetakan ke dua, Oktober 2004, Bandung.
Roestiyah N K; Strategi Belajar Mengajar ; Penerbit Rhineka Cipta, Cetakan ke tujuh , Maret  2008, Jakarta
Moh Uzer Usman dan Lilis SEtiawati; Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, ,;Penerbit PT Remaja Rosdakarta, Cetakan pertama, 1993, Bandung.
Ibrahim,  Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 2003
Hamalik, O, Psikologi Belajar dan Mengajar, Sinar Baru, 1992
Tohirin, Psikologi Pembelajaran PAI, Rineka Cipta, Jakarta, 2005
Prof. Dr Azhar Arsyad,M.A , Media Pembelajaran, PT Rajagrafindo, edisi ke 9 , 2007. Jakarta







Tidak ada komentar:

Posting Komentar