BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang
bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru
dan anak didik. Harapan yang selalu dituntut guru adalah bagaimana bahan
pelajaran yang disampaikan dapat dikuasai anak didik secara tuntas. Ini
merupakan masalah sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan ini bukan hanya
dikarenakan anak didik merupakan makhluk individu dengan segala keunikan,
tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan.
Ada tiga aspek yang membedakan anak didik
yang satu dengan yang lain, yaitu aspek intelektual, psikologi, dan biologis.
Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan
bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik di sekolah. Hal ini menjadi tugas yang cukup berat bagi
guru dalam pengelolaan kelas. Akibat kegagalan guru dalam mengelola kelas,
tujuan pengajaran akan sukar dicapai.
Tujuan pembelajaran dapat dicapai tanpa
menemukan kendala yang berarti dengan pengelolaan kelas yang baik,. Tetapi
pengelolaan kelas yang baik tidak selamanya dapat dipertahankan, ini disebabkan
pada kondisi tertentu ada gangguan yang tidak dikehendaki dengan tiba-tiba.
Suatu gangguan yang datang dengan tiba-tiba dan diluar kemampuan guru adalah
kendala spontanitas dalam pengelolaan kelas akibatnya suasana akan terganggu
dan konsentrasi anak didikpun akan pecah.
Masalah lain yang sering digunakan guru
adalah masalah pendekatan, karena dapat mempengaruhi hasil kegiatan belajar
mengajar. Karena dapat mempengaruhi hasil kegiatan belajar mengajar, maka guru
tidak sembarangan memilih dan menggunakannya. Maka penting untuk mengenal suatu
baha untuk kepentingan pemilihan pendekatan.
Media sumber belajar adalah alat bantu yang
berguna dalam kegiatan belajar mengajar. Kesulitan anak didik memahami konsep
dan prinsip-prinsip tertentu dapat diatasi dengan bantuan alat bantu. Bahkan
alat bantu diakui dapat melahirkan umpan balik yang baik dari anak didik.
Pengembangan variasi pengajaran salah
satunya adalah memanfaatkan variasi alat bantu, dalam hal ini variasi media
pandang, variasi media dengar, maupun variasi media taktil. Tujuan yang
hendak dicapai adalah meningkatkan dan memelihara perhatian anak didik terhadap
relevensi KBM, memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi,
membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah, dan mendorong anak didik
untuk belajar.
Tujuan pembelajaran akan dapat tercapai
dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan standart keberhasilan yang
terpatri di dalam suatu tujuan. Dalam mengajar, sering ditemukan
mengkombinasikan beberapa macam metode. Penggabunga metode ini dimaksudkan
untuk menggairahkan belajar anak didik. Dengan bergairahnya belajar, maka anak
didik tidak akan merasa sukar dalam mencapai tujuan pengajaran.
Guru telah berhasil dalam mengajar jika
tercapai tujuan pembelajarannya. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dapat
diketahui setelah diadakannya evaluasi. Jika hanya 75% atau lebih dari jumlah
anak didik yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan
kurang(di bawah taraf minimal), maka proses KBM berikutnya hendaknya bersifat
perbaika(remedial).
B. Rumusan Masalah
Maka
dari latar belakang tersebut kami menjabarkan dalam beberapa rumusan masalah yaitu:
1.
Apakah tujuan guru melakukan variasi
mengajar?
2.
Bagaimana prinsip-prinsip penggunaan
variasi mengajar?
3.
Apa saja komponen-komponen variasi
mengajar?
4.
Apa saja indikator keberhasilan
mengajar?
5.
Bagaimana menilai keberhasilan mengajar?
6.
Faktor-faktor apa sajakah yang
mempengaruhi keberhasilan mengajar?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memahami apa tujuan variasi mengajar,
mengetahui prinsip-prinsip penggunaan variasi mengajar, mengetahui
komponen-komponen variasi mengajar untuk tercapainya tujuan pendidikan. Juga
untuk memahami pengertian keberhasilan mengajar, indikator keberhasilan mengajar,
penilaian keberhasilan mengajar, tingkat keberhasilan mengajar, dan
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan mengajar.
BAB II
VARIASI MENGAJAR
A.
TUJUAN VARIASI MENGAJAR
Penggunaan variasi mengajar untuk menarik perhatian anak didik agar lebih
berkonsentrasi kepada pelajaran yang diberikan oleh guru.
Tujuan variasi mengajar adalah :
1.
Meningkatkan dan
memelihara perhatian siswa terhadap relevansi proses belajar mengajar.
Dalam proses
belajar mengajar perhatian dari siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan
sangat dituntut. Sedikitpun tidak diharapkan adanya siswa yang tidak atau
kurang memperhatikan penjelasan guru, karena itu akan menyebabkan tidak
memahami pelajaran dari guru.
Faktor yang
mempengaruhi siswa sukar mempertahankan perhatian terhadap materi yang
diberikan guru adalah : penjelasan guru yang kurang mengenai sasaran, situasi
luar kelas yang dirasakan siswa lebih menarik daripada pelajaran yang
disampaikan, siswa yang kurang menyenangi materi pelajaran.
Perhatian
siswa terhadap materi yang disampaikan sangat mempengaruhi tercapainya tujuan
pembelajaran. Karena itu, guru selalu memperhatikan variasi mengajarnya, apakah
sudah dapat meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap materi yang
dijelaskan atau belum.
Perhatian siswa dalam pelajaran yang diberikan oleh
guru selama proses pembelajaran amat penting karena mempengaruhi keberhasilan
tujuan belajar mengajar yang ditunjukan oleh penguasaan materi pelajaran pada
setiap siswa. Indikator penguasaan siswa terhadap materi pelajaran adalah
terjadinya perubahan di dalam diri siswa.
2.
Memberikan
kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi
Siswa tidak akan belajar dengan baik dan tekun jika
tidak ada dorongan kuat yang menggerakan siswa tersebut , dorongan tersebut
disebut motivasi. Oleh sebab itu motivasi memegang peranan penting dalam
belajar. Motivasi setiap siswa berbeda terhadap suatu bahan pelajaran , oleh
karena itu seorang guru selalu ingin memberikan motivasi terhadap siswa yang
kurang memberikan perhatian terhadap materi pelajaran yang diberikan. Motivasi
dapat dibedakan berdasarkan timbulnya yaitu :
a.
Motivasi
Intrinsik, motivaasi yang timbul dari diri sendiri
b.
Motivasi
Ekstrinsi yaitu motivasi yang timbul akibat dorongan dari pihak luar dirinya
Bagi siswa
yang selalu memperhatikan pelajaran yang diberikan, bukanlah menjadi masalah
bagi seorang guru karena siswa tersebut sudah mempunyai motivasi, yaitu
motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadarannya sendiri
memperhatikan penjelasan guru.
Berbeda
dengan siswa yang tidak mempunyai atau kurang motivasi dalam dirinya, maka
motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak
diperlukan. Di sini peran seorang guru lebih dituntut untuk menjadi motivator,
yaitu sebagai alat yang mendorong siswa untuk berbuat, sebagai alat yang
menentukan arah perbuatan, dan sebagai alat untuk menyeleksi perbuatan.
3.
Membentuk sikap
positif terhadap guru dan sekolah
Tanggapan siswa kepada gurunya bermacam-macam, masalah
akan muncul apabila ada siswa tertentu yang kurang senang terhadap
gurunya , yang mengakibatkan bidang pelajaran yang dipegang oleh guru tersebut
menjadi tidak disenangi.
Ketidak sukaan siswa terhadap guru tersebut mungkin
terjadi karena :
a.
guru
tersebut kurang bervariasi dalam mengajar atau
b.
gaya mengajar
guru tidak sejalan dengan gaya belajar siswa.,
c.
guru kurang
dapat menguasai keadaan kelas
d.
guru gagal
menciptakan suasana belajar yang membangkitkan kreatifitas dan kegairahan
belajar siswa
Hal ini kurang menguntungkan guru.
Oleh sebab itu jadilah guru yang bijaksana yaitu guru
yang pandai menempatkan diri dan pandai mengambil hati siswa dengan cara
mempunyai gaya mengajar dan pendekatan yang sesuai dengan psikologis siswa
misalnya disela-sela pelajaran diselingi humor dengan pendekatan edukatif.
4.
iMemberikan kemungkian
pilihan dan fasilitas belajar Individual
Seorang guru dituntut untuk mempunyai berbagai
ketrampilan yang mendukung dalam proses beajar mengajar. Penguasaan metode
pelajaran yang dituntut kepada guru tidak hanya satu atau dua metode , tetapi
lebih banyak lagi. Selain itu, seorang guru harus menguasai tiga keterampilan
meliputi :
a.
Metode
b.
Media
c.
Pendekatan
Sebagai
seorang guru dituntut untuk mempunyai berbagai ketrampilan yang mendukung
tugasnya dalam mengajar. Penguasaan metode mengajar yang dituntut kepada guru
tidak hanya satu atau dua metode, tetapi lebih banyak dari itu. Penguasaan
terhadap bagaimana menggunakan media merupakan ketrampilan lain yang juga harus
dikuasai oleh guru. Demikian juga penguasaan terhadap berbagai pendekatan dalam
mengajar dikelas. Penguasaan ketiga ketrampilan tersebut memudahkan bagi guru
melakukan pengembangan variasi mengajar.
Fasilitas merupakan kelengkapan yang diperlukan
disekolah. Fasilitas dapat berfungsi sebagai :
a.
Sebagai
alat bantu pengajaran
b.
Sebagai alat
peraga
c.
Sebagai sumber
belajar
Kelengkapan fasilitas belajar tersebut mempengaruhi
guru dalam pemilihan metode pengajaran.
5.
Mendorong anak didik
untuk belajar
Menyediakan
lingkungan belajar adalah tugas guru. Kewajiban belajar adalah tugas anak
didik. Kedua kegiatan tersebut menyatu dalam sebuah interaksi pengajaran yang
disebut interaksi edukatif. Lingkungan pengajaran yang kondusif adalah
lingkungan yang mampu mendorong anak didik selalu belajar hingga berakhirnya
kegiatan belajar mengajar. Belajar memerlukan motivasi sebagai pendorong bagi
anak didik adalah motivasi intrinsik yang lahir dari kesadaran akan pentingnya
ilmu pengetahuan.
Anak didik yang kurang senang menerima pelajaran tidak
harus terjadi , karena hal itu sangat menghambat proses belajar mengajar, oleh
sebab iu guru harus menciptakan lingkungan belajar yang mampu mendorong anak
didik untuk senang dan bergairah belajar. Untuk hal ini, cara akurat yang
seharusnya dilakukan guru adalah mengembangkan variasi belajar, baik dalam gaya
mengajar, dalam penggunaan media dan bahan pelajaran
B. PRINSIP
PENGGUNAAN
Lingkungan
yang kondusif dan menyenangkan dalam suasana belajar sangat diperlukan agar dapat
menggariahkan belajar siswa dan merangsang siswa menjadi aktif
Prinsip
– prinsip penggunaan variasi mengajar adalah sebagai berikut :
a.
Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua
variasi digunakan , selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk
setiap jenis variasi. Semua itu untuk mencapai tujuan belajar.
b.
Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan
, sehingga saat proses belajar mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian
anak didik dan proses belajar tidak terganggu
c.
Penggunaan komponen variasi harus benar – benar
terstruktur dan direncanakan oleh guru. Karena itu memerlukan penggunaan yang
luwes , spontan , sesuai dengan umpan balik yang diterima oleh siswa.
Bentuk umpan
balik ada dua yaitu :
a.
Umpan balik tingkah laku yang menyangkut perhatian dan
keterlibatan siswa
b.
Umpan balik informasi tentang pengetahuan dan pelajar
C. KOMPONEN –
KOMPONEN VARIASI MENGAJAR
Komponen
variasi mengajar dapat dibagi dalam tiga kelompok besar yaitu variasi
gaya mengajar, variasi media dan bahan , serta variasi interaksi.
Uraian yang
mendalam mengenai ketiga kelompok variasi ini akan dibahas sebagai berikut:
1.
Variasi Gaya Mengajar
Variasi ini
meliputi variasi suara , variasi gerakan anggota badan, dan variasi
perpindahan posisi guru dalam kelas. Bagi anak didik , variasi
tersebut dilihat sebagai suatu yang energik, antusias, bersemangat, dan
semuanya memiliki relevansi dengan hasil belajar. Perilaku guru seperti itu
dalam proses belajar mengajar akan :
·
menjadi dinamis dan
·
mempertinggi komunikasi antara guru dan anak didik,
·
menolong penerimaan bahan pelajaran dan
·
memberi stimulasi .
Variasi gaya
mengajar ini adalah sebagai berikut :
a.
Variasi Suara
Suara guru
dapat bervariasi dalam intonasi , nada, volume dan kecepatan. Guru dapat mendramatisir
suatu peristiwa, menunjukkan hal – hal yang dianggap penting, berbicara secara
pelan dengan seorang anak didik , atau berbicara secara tajam dengan anak didik
yang kurang perhatian dan lain-lain.
b.
Penekanan (focusing)
Berfungsi
untuk menfokuskan perhatian anak didik pada suatu aspek yang penting atau aspek
kunci, digunakan penekanan verbal. Penekana tersebut biasanya dikombinasikan
dengan gerakan anggota badan yang dapat menunjukkan dengan jari atau memberi
tanda pada papan tulis.
c.
Pemberian Waktu ( Pausing)
Untuk
mendapatkan perhatian anak didik , dapat dilakukan dengan mengubah suara
menjadi sepi , dari suatu kegiatan menjadi tanpa kegiatan atau diam, dari akhir
bagian pelajaran kebagian berikutnya. Dalam keterampilan bertanya , pemberian
waktu dapat diberikan setelah guru mengajukan beberapa pertanyaan , untuk
mengubahnya menjadi pertanyaan yang lebih tinggi tingkatannya . Bagi anak didik
, pemberian waktu dipakai untuk mengorganisasikan jawaban agar menjadi lengkap.
d.
Kontak Pandang
Bila guru berbicara
atau berinteraksi dengan anak didik, sebaiknya mengarahkan pandangan ke seluruh
kelas, menatap mata setiap anak didik untuk dapat membentuk hubungan yang
positif dan menghindari hilangnya kepribadian.
e.
Gerakan Anggota Badan ( Gesturing)
Variasi dalam
mimik, gerakan kepala atau badan merupakan bagian yang penting dalam
komunikasi. Tidak hanya untuk menarik perhatian saja, tetapi juga menolong
dalam menyampaikan arti pembicaraan.
f.
Pindah Posisi
Perpindahan
posisi guru dalam ruang kelas dapat membantu menarik perhatian anak didik, dapt
meningkatkan kepribadian guru. Gerakan tersebut misalnya dari depan ke
belakang, dari sisi kiri ke sisi kanan atau dari posisi duduk kemudian berubah
menjadi posisi berdiri.Yang pentinag setiap perubahan ada tujuannya dan tidak
menjemukan.
2.
Variasi Media dan Bahan Ajaran
Setiap anak mempunyai kemampuan indra yang tidak sama
baik pendengarannya maupun penglihatan, juga kemampuan berbicara. Ada anak yang
suka membaca, ada
yang suka mendengarkan dulu baru mambaca atau sebaliknya.
Ada tida
komponen dalam variasi penggunan media yaitu, media pandang, media dengar dan
media taktil.
a.
Variasi Media Pandang (Visual )
Pengunaan
media visual dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan bahan ajaran khusus
untuk komunikasi, seperti buku, majalah, globe, peta , film , slide, TV, Radio
, grafik, model , demontrasi dan lianlainnya. Penggunaan media tersebut
mempunyai keuntungan :
1)
Membantu secara konkret konsep berpikir, dan
mengurangi respon yang kurang bermanfaat
2)
Memiliki secar potensial perhatian anak didik pada
tingkat yang tinggi
3)
Dapat membuat hasil belajar yang nyata yang akan
mendorong kegiatan mandiri anak didik
4)
Mengembangkan cara berpikir berkesinambungan, seperti
halna dalam film
5)
Memberi pengalaman yang tidak mudah dicapai oleh alat
yang lain
6)
Menambah frekuensi kerja, lebih dalam dan variasi
belajar
b.
Variasi Media Dengar ( Audio)
Pada umumnya
dalam proses belajar di kelasm suara guru adalah alat utama dalam komunikasi.
Variasi dalam pengunaan media dengan memerlukan sekali saling bergantian atau
kombinasi dengan media pandangan ( visual ) dan media taktil (interaksi)
c.
Variasi Media Taktil ( Interaksi )
Pengunaan
media yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menyentuh dan
memanipulasi benda atau bahan ajaran. Dalam hal ini akan melibatkan anak didik
dalam kegiatan penyusunan atau pembuatan model, yang hasilnya dapat disebutkan
sebagao media taktil. Kegiatan tersebut dapat dilakukan secara individu ataupun
kelompok kecil.
Variasi
Interaksi
Dalam pola
interaksi antara guru dan anak didik memiliki rentangan yang bergerak dari dua
kutub yaitu :
1)
Anak didik bekerja atau belajar secara bebas tanpa
campur tangan dari guru
2)
Anak didik mendengarkan dengan pasif. Situasi
didominasi oleh guru , dimana guru berbicara kepada anak didik
Bila guru
berbicara dapat melalui beberapa kategori : Filling persetujuan,
Penghargaan atau peningkatan, Menggunakan pendapat anak didik, Bertanya,
Ceramah ,Memberi petunjuk, Mengkritik.
Bila
Anak didik dapat berbicara melalui : Pemberian respon, Pengambilan
prakarsa.
Bila guru
mengajukan pertanyaan dapat juga divariasikan sesuai dengan domain kognitif
dari Bloom, pertanyaan dapat juga diajukan keseluruh kelas atau ditujukan
kepada anak didik, maka dapat berbentuk mendengarkan ceramah guru,
mengajukan pendapat pada diskusi kelompok kecil , bekerja individual atau kerja
kelompok, membahas secara keras atau secara pelan, melihat film , bekerja di
laboratorium.
BAB III
KEBERHASILAN
BELAJAR MENGAJAR
A. Pengertian
Keberhasilan
Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar
dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing – masing
sejalan dengan filsafat. Karena itulah, suatu proses belajar mengajar tentang
suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan instruksional
khusus dari bahan tersebut.
B. Indikator
Keberhasilan
Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar
mengajar dianggap berhasil adalah hal – hal berikut :
1.
Daya serap
terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara
individual maupun kelompok.
2.
Perilaku yang
digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa, baik secara
individual maupun kelompok.
C. Penilaian
Keberhasilan
Untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar dapat
dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang
lingkupnya, tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian
sebagai berikut :
1.
Tes Formatif.
2.
Tes Subsumatif.
3.
Tes sumatif.
D. Tingkat
Keberhasilan
Tingkat keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut
1.
Istimewa /
maksimal.
2.
Baik sekali /
optimal.
3.
Baik / minimal.
4.
Kurang.
E. Program
Perbaikan
Pengajaran perbaikan biasanya mengandung kegiatan –
kegiatan sebagai berikut:
1.
Mengulang pokok
bahasan seluruhnya.
2.
Mengulang bagian
dari pokok bahasan yang hendak dikuasai.
3.
Memecahkan masalah
/ menyelesaikan soal bersama – sama.
4.
Memberikan tugas
– tugas khusus.
F. Faktor –
faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
1.
Tujuan
Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang
akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.
Tujuan pembelajaran khusus ini harus dirumuskan
secara operasional dengan memenuhi syarat – syarat tertentu :
a.
Secara spesifik
menyatakan perilaku yang akan dicapai.
b.
Membatasi dalam
keadaan mana perubahan perilaku diharapkan dapat terjadi.
c.
Secara spesifik menyatakan
kriteria perubahan perilaku dalam arti menggambarkan standar minimal perilaku
yang dapat diterima sebagai hasil yang dicapai.
2.
Guru
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah
ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah.
3.
Anak Didik
Anak didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke
sekolah.
4.
Kegiatan Pengajaran
Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya
interaksi antara guru dengan anak didik dengan bahan sebagai perantaranya.
5.
Bahan dan Alat Evaluasi
Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat di
dalam kurikulum yang sudah dipelajari oleh anak didik guna kepentingan ulangan.
6.
Suasana Evaluasi
Selain faktor tujuan, guru, anak didik, kegiatan
pengajaran serta bahan dan alat evaluasi, faktor suasana evaluasi juga
merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Pelakasanaan
evalusi dilaksanakan di kelas. Besar kecilnya jumlah anak didik yang
dikumpulkan di dalam kelas sekaligus mempengaruhi suasana evaluasi yang
dilaksanakan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Variasi
mengajar sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar. Komponen-komponen
variasi mengajar seperti variasi gaya mengajar, variasi media, dan bahan ajaran
dan variasi interaksi , mutlak dikuasi oleh guru untuk menggairahkan belajar
anak didik dalam waktu relatif lama dalam suatu pertemuan kelas. Variasi
mengajar sangat menunjang tercapainya keberhasilan proses belajar mengajar di
kelas.
B. Saran
Berdasarkan
kesimpulan di atas, saran yang dapat diberikan penulis bagi para pembaca
terutama bagi pendidik adalah agar tepat dalam memilih variasi mengajar
sehingga dapat tercapai keberhasilan mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Drs Syaiful
Bahri Djamara dan Drs Aswan Zain; Strategi Belajar Mengajar,
Penerbit
Rhineka Cipta, Cetakan ke tiga , Agustus 2006, Jakarta
Prof. Dr.
Nana Syaodih Sukmadinata,; Landasan Psikologis Proses Pendidikan,;Penerbit
PT Remaja Rosdakarta, Cetakan ke dua, Oktober 2004, Bandung.
Roestiyah N
K; Strategi Belajar Mengajar ; Penerbit Rhineka Cipta, Cetakan ke tujuh
, Maret 2008, Jakarta
Moh Uzer
Usman dan Lilis SEtiawati; Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar,
,;Penerbit PT Remaja Rosdakarta, Cetakan pertama, 1993, Bandung.
Ibrahim,
Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 2003
Hamalik, O, Psikologi
Belajar dan Mengajar, Sinar Baru, 1992
Tohirin, Psikologi
Pembelajaran PAI, Rineka Cipta, Jakarta, 2005
Prof. Dr
Azhar Arsyad,M.A , Media Pembelajaran, PT Rajagrafindo, edisi ke 9 ,
2007. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar